Sumenep, peristiwa.co // Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Kosaba, Dusun Gunggung Barat, Desa Gunggung, Kecamatan Batuan, kembali menuai kritik dari masyarakat. Infrastruktur yang dibangun sekitar tahun 2023 tersebut diduga tidak dikerjakan sesuai standar, bahkan dianggap sarat dengan persoalan transparansi.
Pantauan media ini di lokasi menunjukkan, sejumlah bagian TPT tampak retak dan sebagian konstruksinya runtuh meski baru berumur sekitar dua tahun. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa pekerjaan tidak mengikuti Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta kuatnya indikasi penggunaan bahan material yang tidak sesuai spesifikasi.
Selain kualitas fisik yang dinilai buruk, ketiadaan prasasti atau papan informasi proyek juga menjadi sorotan utama. Salah satu pemerhati menilai tidak adanya informasi publik tersebut bertentangan dengan aturan standar proyek pemerintah, sekaligus membuka ruang terjadinya penyimpangan anggaran.
“Kalau proyeknya jelas dan benar, mestinya ada papan informasi. Ini tidak ada sama sekali, seperti proyek siluman,” ujar salah satu tokoh pemerhati setempat yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan.
Ia (pemerhati) berharap pemerintah desa, dinas terkait, hingga inspektorat turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Mereka menilai audit diperlukan untuk memastikan kejelasan alokasi anggaran serta pertanggungjawaban pelaksana proyek.
Menurutnya, kualitas pembangunan yang buruk bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap penggunaan dana yang bersumber dari APBD maupun dana desa.
Sementara itu, Sabriyono (Yoyon), Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang disebut sebagai pelaksana proyek, belum memberikan klarifikasi. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 6 Desember 2025, tidak mendapatkan respons.
Penulis : Red
Editor : Red
